Senin, 11 Juli 2016

DIMANFAATKAN VS DICINTAI

Ketika seorang laki-laki sedang memoles mobil barunya, datanglah anak laki-lakinya yang baru berumur sepuluh tahun, mengambil batu dan membuat goresan disamping mobilnya.

Dalam kemarahannya akibat melihat perbuatan anaknya itu, laki-laki tersebut mengambil tangan anaknya dan memukulnya berulang kali tanpa menyadarinya bahwa dia menggunakan obeng untuk memukulnya.

Di rumah sakit, sang anak kehilangan seluruh jari jemari tangannya karena patah seluruhnya. Ketika sang anak melihat ayahnya dengan sorot mata yang kesakitan, dia bertanya " Ayah kapan jari-jariku akan tumbuh lagi? "

Laki-laki itu sangat terluka dengan pertanyaan anaknya dan tak dapat berkata apapun. Lalu dia kembali ke mobilnya dan menendangi mobilnya berulang kali.

Terpukul oleh ulahnya sendiri, dia duduk di samping mobil sambil melihat goresan tersebut, goresan tersebut bertuliskan "AKU MENCINTAIMU AYAH".

Keesokan harinya laki-laki itu pun dibunuh diri.

Kemarahan dan Cinta Kasih tidaklah memiliki batasan. Pilihlah yang terakhir untuk bisa mendapatkan kehidupan indah yang penuh kasih.

Barang-barang adalah untuk dimanfaatkan sedangkan orang adalah untuk dicintai. Akan tetapi, masalah yang terjadi dari peristiwa diatas justru sebaliknya. Orang adalah yang dimanfaatkan dan barang adalah yang dicintai.

Di dalam dunia ini, sebaiknya berhati-hatilah dalam menyimpan pikiran di dalam kepala. Benda adalah untuk dimanfaatkan, sebaliknya orang adalah untuk dicintai.

Perhatikan yang ada dipikiranmu, karena akan menjadi perkataan. 

Perhatikan perkataanmu, karena akan menjadi perbuatan. 

Perhatikan perbuatanmu, karena akan menjadi kebiasaan. 

Perhatikan kebiasaanmu, karena akan menjadi karaktermu. 

Perhatikan karaktermu, karena akan menjadi nasibmu.


Title: DIMANFAATKAN VS DICINTAI
Posted by:Anton
Published :2016-07-11T07:58:00+07:00
Rating: 2.5
Reviewer: 5 Reviews
DIMANFAATKAN VS DICINTAI
Widya Caraka
Widya Caraka Updated at: 07.58

Kamis, 18 Februari 2016

AWAS..! ANGIN DUDUK BERBAHAYA

Hari itu, Dina (32) meminta izin pulang lebih cepat dari kantornya. Sejak pagi, Dina merasa pusing dan mual. "Aku masuk angin nih," keluhnya pada Fahmi (35), suaminya melalui telepon.
Setiba di rumah, Dina memesan bubur ayam serta teh panas untuk mengurangi rasa tak enak badan yang dideritanya. Setelah kerokan, ia mengoleskan minyak kayu putih ke seluruh badannya, sebelum beranjak tidur.
Lepas senja, Dina belum bangun juga, Fahmi yang baru saja pulang kantor menengok ke kamar. Ditempat tidur, Dina memang masih telungkup, tapi... sudah tak bernafas lagi!
Wajahnya kebiruan, tampaknya Dina menahan rasa sakit sesaat sebelum menghembuskan napas terakhirnya. Selain panik, suaminya juga bingung. Sejauh diketahuinya, selama ini kondisi kesehatan Dina baik-baik saja. Bahkan istrinya itu tergolong wanita gesit yang memiliki segudang aktivitas setiap harinya, Lantas, penyakit "tersembunyi" apakah yang merenggut nyawa Dina?
Menurut dr. Djoko Maryono, DSPD, DSPJ, ahli internis dan kardiologi dari RS Pusat Pertamina, yang dialami Dina adalah Angina Pectoris. Orang-orang kita dulu biasa menyebutnya sebagai penyakit angin duduk.
"Angina Pectoris gejalanya memang mirip masuk angin biasa, hanya sedikit lebih berat. Tak mengherankan. Penyakit ini cenderung disepelekan.
Masuk angin yang satu ini ternyata bukanlah masuk angin biasa."Yang biasa disebut angin duduk sesungguhnya adalah salah satu gejala penyakit jantung koroner, yang jika tidak segera ditangani penderitanya bisa langsung meninggal hanya dalam waktu 15-30 menit setelah serangan pertama, " dr. Djoko mengingatkan.
Karena itu, kematian yang terjadi sama sekali bukan akibat kerokan atau pengolesan minyak angin, seperti yang dilakukan Dina, melainkan karena tidak terdeteksinya kelainan pada jantung penderita.
Padahal, seandainya sepulang kantor Dina langsung pergi ke Rumah Sakit atau ke dokter, dan bukannya malah kerokan dirumah yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan sang penyakit, mungkin nyawanya masih sempat terselamatkan.
Ciri-ciri pusing, mual dan kembung yang dialami penderita Angina Pectoris memang nyaris serupa dengan penyakit masuk angin biasa. Hanya penderita juga merasakan dada sesak, nyeri dibagian ulu hati, keluar keringat sebesar jagung, serta bada terasa dingin. Sayangnya, hal ini sering tidak disadari  sebagai indikasi adanya gangguan pada jantung yang sifatnya kritis.
Menurut dr. Djoko, 20% dari keluahan Angina Pectoris yang diperiksakan ke dokter atau rumah sakit, ternyata terdeteksi sebagai penyakit jantung koroner akut. Penyakit ini merupakan gangguan pada jantung akibat adanya kelainan pada pembuluh koroner, sehingga darah tidak mampu mengantar zat-zat yang dibutuhkan oleh jaringan dinding rongga jantung. Karena itu, jika tidak terdeteksi sejak awal, penderitanya bisa mengalami sudden death.
Penyakit Angina Pectoris itu sendiri berupa perasaan tidak nyaman berkepanjangan, yang terjadi lebih dari 5 menit, akibat menurunnya tekanan darah yang memompa jantung, Akibatnya, jantung membutuhkan lebih banyak oksigen. Karena jantung tidak mampu memompa dengan sempurna, maka pembuluh darah mengadakan rekasi pemulihan berupa kontraksi guna mencukupi pengisian oksigen pada pompa jantung tadi, kontraksi itulah yang menimbulkan keringat dingin pada kulit.
Lalu, bagaimana pertolongan ketika serangan jantung terjadi pada diri sendiri ?
Banyak kejadian serangan jantung terjadi ketika orang tersebut sedang sendirian, orang tersebut merasakan jantungnya berdetak tidak normal dan mulai merasakan sakit. Anda hanya mempunyai lebih kurang 10 menit sebelum kehilangan kesadaran. Namun sebenarnya Anda bisa menolong diri sendiri dengan cara berbatung berulang-ulang dengan semangat atau kencang. Tarik nafas yang dalam setiap kali sebelum batuk (seperti membuang dahak /slim).
Menarik nafas yang dalam dan  batuk harus terus dilakukan sampai bantuan datang atau sampai detak jantung berasa normal kembali. Menarik nafas panjang dan dalam akan menarik banyak oksigen ke paru-paru dan batuk  akan menekan jantung yang membuat darah tersirkulasi, serta tetap jaga kesadaran dengan cara menggaruk-garuk di jari kelingking  dengan ibu jari.
Semoga membantu.
Title: AWAS..! ANGIN DUDUK BERBAHAYA
Posted by:Anton
Published :2016-02-18T14:28:00+07:00
Rating: 2.5
Reviewer: 5 Reviews
AWAS..! ANGIN DUDUK BERBAHAYA
Widya Caraka
Widya Caraka Updated at: 14.28

Jumat, 30 Oktober 2015

Kabar Baik Bagi Pengguna Napza Suntik (Penasun)

Baru-baru ini telah ditemukan suatu terapi rumatan yang khusus ditujukan bagi pengguna Napza suntik atau penasun. Terapi rumatan tersebut adalah Matadon. Terapi ini ditujukan bagi penasun yang ingin terhindar dari penularan HIV serta Hepatitis B dan Hepatitis C dan berhenti menggunakan Putaw serta terbebas dari ancaman hukuman pidana dan hidup lebih sehat dan produktif.

Metadon merupakan zat yang legal digunakan untuk terapi pengalihan Napza bagi pecandu Heroin atau Putaw, namun memiliki efek samping yang hampir sama dengan Morphine, Heroin dan Codeine.
Pemakaian Matadon dalam dosis yang tepat dapat membantu kita mencegah gejala putus obat tanpa rasa sakit dan bisa menghilangkan rasa ingin memakai Putaw.

Oleh karena itu kini pemerintah telah menyediakan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM). Program tersebut adalah terapi pengalih penyuntikan Putaw ke cara yang lebih aman dengan minum Metadon. Metadon ini diberikan setiap hari kepada pecandu Putaw unuk diminum dibawah pengawasan Dokter di Rumah Sakit dan Puskesmas. Namun pertanyaannya adalah apakah PTRM berhasil? Ya, sebagian besar pasien PTRM berhasil berhenti menggunakan Putaw dan sebagian lagi berhasil mengurangi frekuensi penyuntikan serta telah diketahui bahwa Pasien PTRM dapat hidup lebih sehat dan produktif.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Metadon juga mempunyai efek samping. Layaknya banyak jenis obat, efek sampingnya kurang lebih sama dengan yang ditimbulkan dari penggunaan Putaw, antara lain; sulit buang air besar, berkeringat, kerusakan gigi, dan adanya siklus menstruasi yang tidak teratur pada perempuan.

Lalu apakah pengguna Napza suntik (penasun) yang terinfeksi HIV bisa mengikuti PTRM ? Ya, PTRM aman bagi penasun yang terinfeksi HIV. Mereka yang ikut dalam PTRM dapat hidup lebih sehat dibandingkan dengan yang tidak ikut terapi.

Adakah hubungan antara PTRM dan pengobatan HIV ? Ada, terapi Rumatan Metadon tetap bisa dijalankan bersama dengan terapi ARV. Tetapi perlu diperhatikan bahwa sebagian jenis ARV menyebabkan tubuh kita menyerap Metadon lebih cepat, sehingga dokter harus menyesuaikan dosis Metadon. Dosis yang tepat sangatlah penting dalam PTRM. Beritahu Dokter di klinik Metadon tentang terapi yang sedang dijalani (terapi ARV, pengobatan TB, dsb) agar dosis Metadon yang diberikan sesuai kebutuhan.

Dimana bisa mendapatkan terapi Rumatan Metadon ? PTRM tersedia dibeberapa Rumah Sakit, Puskesmas dan Lapas/Rutan. PTRM adalah program resmi pemerintah yang bisa diperoleh dengan harga terjangkau. Untuk informasi lebih lanjut tentang PTRM, segera hubungi petugas lapangan atau LSM Harm Reduction terdekat.
Source: berbagai sumber.
Title: Kabar Baik Bagi Pengguna Napza Suntik (Penasun)
Posted by:Anton
Published :2015-10-30T09:14:00+07:00
Rating: 2.5
Reviewer: 5 Reviews
Kabar Baik Bagi Pengguna Napza Suntik (Penasun)
Widya Caraka
Widya Caraka Updated at: 09.14
 
Back to top