Senin, 06 Juni 2011

Ada Hikmah Dalam Setiap Peristiwa

Setiap hari, kita menghadapi berbagai persoalan hidup yang tiada habisnya. Terkadang kita merasakan kebahagiaan dengan apa yang menimpa kita, tetapi tidak jarang terdapat kesedihan dan kekecewaan dari apa yang kita alami karena tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Semuanya datang silih berganti, seiring pergantian siang dan malam yang setia menemani.
Pergantian siang dan malam yang selalu terjadi setiap hari memang mengisyaratkan pergantian peristiwa yang terus terjadi dalam kehidupan manusia. Terkadang ada di atas, terkadang juga ada di bawah.  Terkadang kehidupan terasa menyenangkan, tetapi di saat lain, terasa kehidupan membawa beban dan permasalahan berat yang harus diselesaikan.
Begitulah, hidup membawa kita pada berbagai persoalan, silih berganti, dan itu akan selalu terjadi sepanjang hidup kita. Karena itulah, bagaimana kita menyikapi setiap peristiwa sangat menentukan bagaimana hasil dan perasaan kita terhadapnya. Karena pada dasarnya, peristiwa yang terjadi di sekeliling kita bersifat netral. Kitalah yang memaknai peristiwa itu dalam perasaan kita.
Saat sesuatu terjadi, kita bisa merasakannya sebagai kesedihan, kegembiraan, ketakutan, atau apapun perasaan kita tergantung bagaimana cara kita merasakannya. Kita sedih, senang gembira bukan karena peristiwa di luar kita, tetapi itu semua timbul dari dalam diri kita sendiri. Sangat tergantung pada bagaimana kita memandang berbagai peristiwa tersebut.
Saat seseorang mulai bekerja melakukan sesuatu, kemudian ia belum berhasil atau gagal misalnya, saat itulah cara pandangnya berperan. Jika ia memandang hidup adalah proses panjang yang harus dilalui secara terus menerus dan konsisten, maka segala macam tantangan dan kegagalan akan dianggap sebagai proses evaluasi dan review terhadap apa yang sudah dikerjakan. Karenanya tidak perlu bersedih hati, jadikan kegagalan sebagai sarana introspeksi dan perbaikan diri agar di masa mendatang bisa dilakukan lebih baik.
Sebaliknya, jika kegagalan dianggap sebagai akhir hidup, maka hidup kita akan terpuruk. Bukannya bangkit dari kegagalan yang ada, tetapi justru kegagalan itu membuatnya jatuh dan sulit untuk bangun lagi. Satu kegagalan seakan-akan menutup semua pintu-pintu keberhasilan, merasa bahwa ia tidak mungkin bisa bangkit dari keterpurukannya. Akibatnya, pola pikir semacam itu justru yang mengakibatkannya tambah terpuruk.
Sekali seseorang berpikir bahwa ia tidak mungkin bangkit dari keterpurukan karena sebuah kegagalan, maka yang terjadi adalah seperti apa yang dipikirkannya. Karena itulah, mestinya kita melihat bahwa di balik semua peristiwa yang terjadi di dunia ini, selalu ada sisi baik yang bisa bermanfaat buat kehidupan kita, baik saat ini maupun saat mendatang.
Bahkan, dalam posisi yang sangat sulit sekalipun, kita masih bisa melihat ada kebaikan dari setiap peristiwa. Dalam bahasa agamanya, selalu ada “hikmah” dari setiap peristiwa yang terjadi. Tidak ada satupun peristiwa di dunia ini yang terjadi secara kebetulan. Semua sudah diatur agar manusia mau belajar.
Cerita perjuangan seorang kawan saya, sebut saja namanya Adi, mungkin bisa menjadi pelajaran berharga. Dia adalah alumni pondok pesantren, yang otomatis belajar ilmu-ilmu agama secara baik dan cukup mendalam. Kemampuan intelektualnya juga tidak rendah, dibekali berbagai keterampilan yang beragam.
Keluar dari pesantren, ia mengajar di sebuah sekolah menengah pertama di desanya. Pekerjaannya sebagai seorang guru di desa, sebagaimana guru pada umumnya, dari sisi kesejahteraan memang masih jauh dari cukup. Tetapi di situlah memang tantangannya, bagaimana daya kreatif seorang guru mampu bertahan untuk hidup dengan kesejahteraan yang minim.
Namun manusia memang tidak bisa sepenuhnya bisa “bertahan” dengan kondisi yang serba kekurangan. Adi kemudian mencoba mencari jalan rezeki berbeda dengan keluar dari pekerjaannya mengajar untuk pindah kerja di tempat lain. Tetapi, mencari pekerjaan memang tidaklah mudah. Berkali-kali ia melamar, ia belum juga mendapatkan pekerjaan tetap.
Dan dari situlah awal penderitaan itu mulai. Terlanjur ia mengundurkan diri dari pekerjaannya mengajar, iapun kesulitan memenuhi kebutuhan keluarganya. Semakin lama kebingungan itu semakin meninggi, sementara kebutuhan keluarganya tidak ada habisnya. Hingga akhirnya, Adi berada dalam kondisi putus asa yang sangat mengenaskan.
Mungkin benar apa yang dikatakan sahabat saya yang lain, kalau orang sudah berputus asa, kadang seperti kehilangan akal sehat. Orang seperti tidak bisa lagi membedakan mana yang baik dan mana yang jelek. Mana yang benar dan mana yang salah. Adi seperti kehilangan arah.
Ia bekerja serabutan, apa saja, yang penting menghasilkan uang. Berjualan burung di pasar, ia lakukan. Setiap hari, dengan bersepeda, ia membawa burung-burungnya, berharap ada orang yang mau membeli. Sesampai di pasar, ia mulai menjual burung-burung tersebut. Dan seperti pedagang lain, kadang ia berhasil menjual burung, kadang juga burungnya tidak laku.
Begitulah, ia juga pernah bekerja sebagai kuli bangunan. Memanggul karung beras, semen, dan berbagai barang lain di terminal, pokoknya apa saja ia lakukan agar rezekinya tetap bisa berjalan. Adi seperti kehilangan akan masa depannya. Namun Adi selalu percaya, bahwa semuanya ada yang mengaturnya. Ia serahkan semuanya pada Yang Maha Kuasa.
Hingga suatu saat, seorang temannya menelpon, bahwa ada lowongan pekerjaan pengabdian di sebuah Pondok Pesantren di luar Jawa di sana. Adi merenung, mungkin ini panggilan Tuhan, agar ia kembali mengabdi untuk kepentingan umat dan masyarakat. Potensi yang ia miliki nyatanya memang seperti ditakdirkan untuk dicurahkan untuk kepentingan umat.
Setelah berkonsultasi dengan keluarga, serta berembug dengan istri, berangkatlah mereka sekeluarga ke pesantren yang bersangkutan. Adi serasa menemukan kembali dunianya yang lama telah hilang. Lambat laun, dunia itu telah kembali. Memang, perasaan dan keterpanggilannya tidak jauh-jauh dari dunia pesantren.
Adi, hingga sekarang, dengan segala kesahajaan yang dimilikinya tetap dan selalu bersyukur. Allah memberinya cobaan yang begitu berat beberapa tahun terakhir, adalah dalam upaya membimbingnya ke jalan yang memang sesuai dengan hidup dan penghidupannya sekarang. Walaupun cobaan yang diterimanya begitu berat, tetapi ia yakini bahwa semuanya akan membuat hidupnya jauh lebih berwarna.
Di antara kita, mungkin ada yang mengalami hal yang sama dengan Adi; mendapatkan banyak cobaan yang begitu berat sekarang ini. Bahkan mungkin, cobaan itu menguras banyak sekali perasaan, dan hampir menghilangkan kesabaran yang kita miliki. Di sinilah titik penting itu berada: apakah kita bisa tetap sabar sambil mencari hikmah di balik semuanya, atau kita kehilangan kesabaran yang akhirnya malah merusak diri sendiri.
Semuanya kembali ke kita, dan semuanya tidak ada yang terjadi begitu saja. Pasti akan ada hikmah di balik semua peristiwa......
Title: Ada Hikmah Dalam Setiap Peristiwa
Posted by:Anton
Published :2011-06-06T22:53:00+07:00
Rating: 2.5
Reviewer: 5 Reviews
Ada Hikmah Dalam Setiap Peristiwa
Widya Caraka
Widya Caraka Updated at: 22.53
 
Back to top